Minggu, 11 Juli 2010

askeb

assalamualaikum
buat teman2 yang bingung membuat askeb klik aja disini................!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SEPSIS NEONATORUM


2.1 Definisi
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang dideita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah (Perawatan bayi resiko tinggi. Asrining Surasmi dkk, 2003).
Sepsis adalah sindroma yang ditandai gejala klinik disebabkan oleh infeksi yang parah yang mana dapat berkembang menjadi sepsimila dan sikoksepik (Nursing Care Plandiston. Marillyn E. Doengoes: 765).
Sepsis pada periode neonatal adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan adanya penyakit sistemik simptomatik dan bakteri dalam darah (Ilmu Kesehatan Anak I. Nelson: 678).
Sepsis neonatorum adalah sindroma klinik yang ditandai dengan adanya gejala sistemik disertai dengan adaya bakterimia (RSUD Dr. Soetomo, UPF IKA. 1994:178).
Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bias berasal dari organ-organ dalam tubuh seprti paru-paru, usus, saluran kemih, atau kulit yang menghasilkan toksin/racun yang menyebabkan system kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri (Askeb bayi sepsis. Khaidirmuhaj.blogspot.com)


2.2 Etiologi
1. Penyakit infeksi yang diderita ibu selama kehamilan
2. Perawatan antenatal yang tidak memadai
3. Ibu menderita eklamsia, diabetes mellitus
4. Pertolongan persalinan yang tidak hygiene, partus lama, partus dengan tindakan
5. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan
6. Adanya truma lahir, asfiksia neonatus, tindakan invasive terhadap neonatus
7. Tidak menerapkan rawat gabunng
8. Sarana perawatan tidak baik, bangsal yang penuh sesak
9. Ketuban pecah dini, amnion hijau kental dan berbau
10. Pemberian minum melalui botol dan pemberian minum buatan
(Perawatan bayi resiko tinggi, Asrining Surasmi dkk. 2003)























2.3 Patofisiologi


























2.4 Gejala Klinis
Tanda gejala umum
1.Hipertermia atau hipotermia atau bahkan normal
2.Aktifitas lemah atau tidak ada dan tampak sakit
3.Barat badan menurun tiba-tiba
Tanda dan gejala pada saluran pernapasan
1.Dipnea
2.Takipnea
3.Apnea
4.Tampak tarikan otot pernapasan
5.Meintih
6.Mengorok
7.Pernapasan cuping hidung
Tanda dan gejala pada saluran cerna
1.Distensia abdomen
2.Malas dan tidak mau minum
3.Muntah
4.Diare
Tanda dan gejala pada system saraf pusat
1.Reflek moro abnormal
2.Iritabilitas
3.Kejang
4.Hipofleksi
5.Fontanel anterior menonjol
6.Pernapasan tidak teratur
Tanda dan gejala hematology
1.Pucat
2.Ikterus
3.Petekie
4.Purpura
5.Perdarahan
6.Splenomegali
(Perawatan bayi resiko tinggi. Asrining S dkk.2003)

2.5 Diagnosis
Dignosis sepsis tergantung pada isolasi agen etiologic dari darah, cairan spinal, air kemih, atau cairan tubuh lain dengan cara melakukan biakan dari bahan-bahan tersebut.

2.6 Prognosis
Angka kematian pada sepsis neonatal ±10-40% yang tergantung pada:
1.Waktu dan awitan penyakit
2.Agen etiologic
3.Derajat prematuritas
4.Adanya penyakit yang menyertai
5.Ruang bayi
6.Unit perawatan intensif
(Sepsis neonatorum, Fakperla.blogspot.com)

2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur darah cairan serebro spinal, urin, dan feses
2. Foto thoraks
3. Fungsi lumbal
Pemeriksaan laboraturium pendukung
1.Darah lengkap dan trombosit
2.Urine lengkap
3.Feses lengkap
4. Kalau bisa pemeriksaan CRP
(Sepsis neonatorum, Fakperla.blogspot.com)



2.8 Penatalaksanaan
1. Resiko shock sptik
i)Tempatkan bayi di tempat isolasi
ii)Batasi penggunaan alat/prosedur invasive
iii)Cuci tangan sebelum atau sesudah melakukan tindakan
iv)Lakukan perawatan pada sumber infeksi
v)Observasi tanda vital tiap jam dan bila perlu
vi)Bila bayi hipotermia tempatkan dalam incubator atau penyinaran dengan lampu/selimut hangat
vii)Kolaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan laboratorium dan antibiotika
2. Gangguan pernapasan/sesak
i) Pertahankan jalan napas, tempatkan posisi kepala lebih tinggi
ii) Lakukan penghisapan lendir bila diperlukan
ii)Monitor ke dalam pernapasan, bunyi napas, dan sianosis
iii)Kolaborasi pemberian O2
4.Kekurangan cairan
i)Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan per IV/oral/NGT
ii)Observasi tanda-tanda kekurangan cairan
iii)Anjurkan ibu supaya tetap memberikan ASI
iv)Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium
(Sari kuliah Askeb Neonatus, Ervi Yunita, 2008)

2.9 Format Asuhan Kebidanan Pada Sepsis Neonatorum
I. Pengkajian : Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan waktu dilakukannya, dimana dan mulai masuk ke sarana kesehatan (Depkes RI.1993:30)
No. RM : Untuk mengetahui tanggal berapa dilakukan pengkajian
Jam pengkajian : Untuk mengetahui kapan waktu dilakukan pengkajian
Tanggal MRS : Untuk mengetahuikapan mulai masuk dan berapa lama masuk ke sarana kesehatan
Jam MRS : Untuk mengetahui kapan waktu masuk ke sarana kesehatan.
A.Data Subyektif
1.Biodata Bayi
Nama bayi : Untuk mengetahui identitas dan digunakan untuk membedakan dengan pasien lain
Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin bayi
Umur : Untuk mengetahui umur bayi
Anak ke : Untuk mengetahui anak ke berapa
Alamat : Untuk mengetahui di mana alamat tempat tinggal bayi dan orang tua
Biodata Orang Tua
Nama ayah/ibu: Untuk mengetahui identitas dan digunakan sebagai sapaan komunikasi (Ir. Dra. Kristina S. Ibrahim.1997:84)
Umur : Untuk mengetahui apakah umur ibu mrnjadi faktor predesposisi (Depkes RI.1993:30)
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianut (Ir. Dra. Kristina S. Ibrahim. 1997:85)
Suku/bangsa : Untuk mengetahui asal suku daerah ibu/ayah, mengetahui adat budaya, memudahkan dalam berkomunikasi dengan bahasa daerah dalam menyampaikan KHE (Ir. Dra. Kristina S. ibrahim. 1997: 80)
Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat pekerjaan ibu/ayah (Depkes RI.1993:30)
Penghasilan : Untuk mengetahui bagaumana taraf hidup sosial ekonomi keluarga (Sulaiman Sastrawinata. 1983: 154)
2.Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke sarana kesehatan (Sulaiman, S. 1983:154)
3.Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan anak (Sulaiman, S. 1983:155)
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah anak pernah menderita penyakit serius dan sampai masuk rumah sakit (Depkes RI.1993:30)
5.Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui kronologis timbulnya penyakit sampai dibawa ke sarana kesehatan.
6.Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah dari keluarga ibu/ayah ada yang pernah menderita penyakit kronis, menurun, dan menahun (Sulaiman, S. 1983: 73)
7.Riwayat Prenatal, Natal, Dan Postnatal
Untuk mengetahui keadaan ibu saat mengandung, bagaimana klien dilahirkan, dan keadaan umum klien setelah dilahirkan (Sulaiman, S. 1983: 45)
8.Riwayat Psikososial
Untuk mengetahui keadaan klien setelah lahir dapat diterima dalam keluarga.
9.Riwayat Sosial Budaya
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan klien dengan keluarga tetangga dan kepercayaan yang dianut ibu.
B.Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum : Untuk mengetahui keadaan bayi secara umum
Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran klien
RR : Untuk mengetahui sistem pernapasan bayi
BB : Untuk mengetahui berat badan bayi saat lahir termasuk normal (2500-4000 gram), BBLR (2499-1500 gram), BBLSR (1499-1000 gram), BBLASR (<1000 gram)
PB : Untuk mengetahui panjang badan bayi (48-50 cm)
Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh bayi (36,5oC-37,5oC)
A-S : Untuk Mengetahui respon bayi saat lahir, langsung menangis, keadaan tonus otot, pernapasan, warna kulit (7-8)
DJ : Untuk mengetahui denyut jantung bayi (120-160x/menit)
LIKA : Untuk mengetahui ukuran mepala bayi (34 cm)
LIDA : Untuk mengetahui ukuran lingkar dada bayi (35 cm)
LILA : Untuk mengetahui ukuran lingkar lengan atas bayi (11 cm)
2.Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Penyebaran rambut, bersih/tidak, tekstur rambut, kulit kepala bersih/tidak, caput succedenum ada/tidak, terdapat cepal hematom ada/tidak, terdapat hidrocefalus ada/tidak, moulage ada/tidak, UUB menutup/belum, terdapat anencefalus/tidak, terdapat makrocefalus/tidak, terdapat mikrocefalus/tidak, terdapat soborrea/tidak
Ubun-ubun besar: Sagitalis, coronaria, fontalis
Ubun-ubun kecil : Sagitalis, lamboidalis
Sutura : Sagitalis, coronaria, lamboidalis, frontalis
Ukuran muka belakang
Diameter SOB : 9,5 cm
Diameter SOF : 11 cm
Diameter FO : 12 cm
Diameter MO : 13,5 cm
Diameter SMO: 9,5 cm
Ukuran melintang
Diameter biparietal : 9 cm
Diameter bitemparalis : 8 cm
Ukuran lingkaran
Cr. SOB : 32 cm
Cr. FO : 34 cm
Cr. Mo : 35 cm
Mata : Kesimetrisan, sklera ikterus/tidak, konjungtiva anemis/tidak, pupil isokor/tidak, palpebra odem/tidak, nistgmus/tidak, strabismus/tidak, terdapat glaucoma congenital/tidak, terdapat katarak congenital/tidak, terdapat konjungtivitis/tidak, terdapat pendarahan subkonjungtiva/tidak, epikantus melebar/tidak, reflek bola mata
Mulut : Kesimetrisan, warna bibir (puca/sianosis/merah), mukosa bibir lembab/tidak, stomatitis/tidak, oral trush ada/tidak, reflek hisap kuat/tidak, ada labio skizis dan labio palato skizis/tidak, makroglosus/tudak, mikroglosus/tidak, ranula/tidak, mikrognatia/tidak, makrognatia/tidak
Telinga : Kesimetrisan. Ada serumen/tidak, daun telinga lunak/keras, telinga sejajar dengan mata/tidak, ada kulit tambahan atau aurikel/tidak, ada lubang/tidak
Hidung : Kesimetrisan, ada pernapasan cuping hidung/tidak, ada sekret/tidak, bernapas melalui mulut/tidak, ada lubang hidung/tidak
Leher : Kesimetrisan, pergerakan leher, ada trauma leher/tidak, ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak, ada pembendungan vena jugularis/tidak, ada caput obstipum/tidak, webbed neck/tidak
Dada : Kesimetrisan, bentuk dada pigeon chest/barel chest/fanel chest, ada tarikan intercostae/tidak, putting susu terbentuk/belum, payudara membesar/tidak
Abdomen : Bentuk perut silindris/cembung/cekung, kesimetrisan, terdapat pendarahan tali pusat/tidak, omfalokel/tidak, hernia diafrgma/tidak
Punggung : Skoliosis/tidak, ada spina bifida/tidak, ada meningolel/tidak
Genetaliawanita : Bersih/tidak, lubang vagina ada/tidak, uretra berlubang/tidak, labia mayora menutupi labia minora/tidak, besar dan bentuk klitoris, ada secret yang berdarah/tidak
Genetalia laki-laki: Bersih/tidak terdapat testis dalam skrotum/tidak, ada hidrogel/tidak, ada hipospadia/tidak, ada epispadia/tidak, ada hernia skrotalis/tidak
Anus : Bersih/tidak, anus berlubang/tidak, ada athresia rekti/tidak
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris/tidak, gerak aktif/tidak, sindakti dan polidaktil/tidak, ada fraktur/tidak, akondroplasia/tidak, CTEV
Integumen : pucat/tidak, ikterus/tidak, sianosis/tidak, penyebaran lanugo merata/tidak, ada vernik kaseosa/tidak, turgol normal/tidak, ada bercak mongol/tidak, ada petekie/tidak
b.Palpasi
Kepala : ada benjolan/tidak, ada lekukan pada kulit karena trauma/tidak, ubun-ubun dtar/cembung/cekung
Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak, ada pembendungan vena jugularis/tidak
Dada : Ada fraktur klavikula/tidak, ada kardimegali/tidak, ada krepitasi/tidak, jumlah tulang costae lengkap/tidak
Abdomen : hepatomegali/tidak, splenomegali/tidak, teraba hati/tidak, taraba limfe/tidak, ada pembesaran ginjal/tidak
Punggung : Spina bifida/tidak, adasklenosis/tidak, meningokel ada/tidak
c. Perkusi
Dada : Thoraks/paru : bagaimana suara paru, sonor/redup/hipersonor
Abdomen : Pada daerah epigastrium bunyinya timpani/redup
d.Auskultasi
Dada : Terdengar sura napas tambahan/tidak sepertu wheezing dan ronchi, bunyi jantung normal/tidak, ada suara tambahan jantung/tidak
Abdomen : Suara bising usus jumlahnya normal/tidak (6-12x/menit)
3.Pemeriksaan penunjang
Untuk membantu menegakkan diagnosa (Pundiknakes.1993:81)
a.Kultur darah, cairan serebro spinal, urin, dan feses
b.Foto thoraks
c.Fungsi lumbal
d.Darah lengkap dan trombosit
e.Urin lengkap
f.Feses lengkap
4.Terapi dokter
Untuk mengetahui terapi yamg diberikan dokter pada bayi
a.Cefotaksim 30,1% d. Cefotaksim + Gentamisin 24%
b.Ampisilin + Gentamisin 24% e. Soflazidim + Gentamisin 4%
c.Ampisilin + Amikasin 4% f. Cefotaksim + Amikasin 8%
5.Pola kebisaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Untuk mengetahui asupan makanan dan minuman pada bayyi. Jenis asupan yang diterima bayi, ASI atau PASI atau infuse. Berapa jumlah asupan nutrisi yang diberikan setiap hari. BAgaimana cara bayi mendapatkan asupan nutrisi setaiap hari, melalui oral, sonde, atau infus.
b. Pola Eliminasi
Untuk mengetaui pola eliminasi bayi sehari-hari. Berapa kali balam sehari. Bagaimana ciri-ciri BAB dan BAKnya (warna, bau, konsistensi, jumlah, frekuensi)
c. Pola istirahat dan tidur
Untuk mengetahui waktu tidur bayi dan keadaan bayi saat tidur.
d. Pola Kebersihan
Untuk mengetahui kebersihan bayi setiap hari. Bagaimana cara bayi dibrsihkan, dimandikan atau diseka. Berapa kali dalan sehari. Apakah bayi dikeramasi dan tali pusat dirawat setiap kali mandi.
e. Pola aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas bayi sehari-hari. Tidur, menangus, menggerak-gerakkan badan. Bagaiman tangisannya, lemah atau kuat. Gerakannya aktif atau tidak.
6. Reflek-reflek
a. Reflek rooting : Gores sudut mulut bayi ke garis tengak pipi, bayi akan memutar kea rah pipi yang digores
b. Reflek menghisap : Berikan bayi botol dan dot. Bayi menghisap denagn kuat dalam berespon terhadap stimulasi.
c. Reflek moro : Pukul meja/tempat tidur, maka lengan bayi akan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempsr ke belsksng, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam, tulang belakang dan ekstremitas bawah ekstensi
d. Reflek Menggenggam : Letakkan jari di telapak tangan bayidari sisi ulnar, jari-jari bayi melengkung di sekitar jari yang diletakkan di telapak tangan bayi di sisi ulnar.
e. Reflek neck righting : Letakkan bayi dalam posisi terlentang, coba menarik perhatian bayi dari satu sisi. Bahu dan dan bada pelvis berotasi kea rah di mana bayi diputar.
f. Reflek tonic neck : Putar kepala dengan cepat ke satu sisi. Bayi melakukan perubahan posisi, lengan dan tungkai ekstensi kea rah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan.
g. Reflek galant’s : Gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokong. Punggung bergerak kea rah samping bila distimulasi.
h. Reflek menari/melangkah : Pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras. Kaki akan bergerak ke atas dan ke bawah
i. Reflek babinski : Gores telapak kaki sepanjang tepi luar, dimulai dari tumit. Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi
(Musrifatul Uliyah. 2006:158-159)
II.Identufikasi Diagnosa Dan Masalah
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh profesi bidan dalam lingkungan praktek dan memenuhi standar nomeklatur kebidanan (manajemen Varney)
Diagnosa : By “…” usia … dengan sepsis neonatorum
DS : -
DO : Data patologis
Masalah : -Gangguan pernapasan
-Kejang

II.Antisipasi Masalah Potensial
Bidan mengidentifikasi masalah diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi.
Masalah potensial : -Apneu
-Kematian

III.Identifikasi Kebutuhan Segera
Melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien (Manajemen Varney).
Contoh: Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic dan pemeriksaaan laboratorium.

IV.Intevensi
Melakukan penyuluhan secara menyeluruh rencana asuhan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Pada tingkat ini, informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Tujuan jangka pendek : Tujuan yang bisanya harus dicapai sebelum pemulangan atau perpindahan ke tingkat perawatan yang kurang akut.
Tujuan jangka panjang : Tujuan yang tidak dicapai sebelum pemulangan tetapi memerlukan perhatian yang teus-menerus dari pasien dan/atau orang lain.
Intervensi
1.Lakukan pendekatan kepada keluarga pasien
R/ Membina hubungan saling percaya antara tenakes, ibu, dan keluarga
2.Berikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayi
R/ Ibu dan keluarga dapat mengerti dan lebih kooperatif
3.Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
4. Tempatkan bayi di tempat isolasi
R/ Mencegah penularan pada bayi lain
5. Batasi penggunaan alat/prosedur invasif
R/ Menguranngi resiko infeksi semakin parah
6.Obsevasi tanda vital tiap jam
R/ Deteksi dini adnya kelainan
7. Bila bayi hipotermia tempatkan bayi dalam inkubator
R/ Menjaga kehangatan suhu tubuh bayi
8. Ganti popok segera setelah BAB/BAK
R/ Menjaga kebersihan bayi dan mencegah hipotermi
9. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan dan pemberian antibiotik
R/ Pemberian terapi
Lab → membantu menegakkan diagnosa
Antibiotuk → mengurangi sepsis

VI. Implementasi
Penanganan disesuaikan dengan intervensi (Manajemen Varney)
1.Melakukan pendekatan kepada keluarga pasien dengan salam, sapa, senyum, sopan dan santun
2.Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayi bahwa bayi menderita sepsis neonatorum
3.Menguci tangan sebelun dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan di air mengalir
4.Menempatkan bayi di tempat isolasi
5.Membatasi penggunaan alat/prosedur invasive
6.Melakukan observasi tanda vital tiap jam
7.Bila bayi hipotermia menempatkan bayi dalan incubator
8.Mengganti popok segera setelah BAB/BAK
9.Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan leboratorium dan pemberian antibiotak.
VII.Evaluasi Dan Catatan Perkembangan
Berhubungan dengan kriteria hasil yang diharapkan
S : Data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang pasien rasakan
O : Data yang dioeroleh dari hasil anamnesa atau dari hasil pemantauan
A : Untuk mendiagnosa masalah
P : Rencana tindakan selanjutnya























BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “N” USIA 21 HARI DENGAN SEPSIS NEONATORUM
DI RUANG KUTAI RSUD Prof. DR SOEKANDAR
MOJOKEERTO


3.1Pengkajian
No. RM : 141988
Tanggal/jam MRS : 07 Juli 2009/ 19.10 WIB
Tanggal/jam pengkajian : 09 Juli 2009? 19.30
Pengkaji : Ummi Maisyaroh
Tempat : Ruang Kutai
3.1.1 Data Obyektif
1. Biodata
Nama bayi : By. “N”
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 21 hari
Anak ke : 6/ GVIP50005
Alamat : Panjer, Tunggal Pager

Nama ibu : Ny. “S” Nama ayah : Tn. “S”
Umur : 36 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Panjer, Tunggal Pager Alamat : Panjer, Tunggal Pager
2.Alasan Datang
Ibu pasien mengatakan bahwa bayinya sesak napas, batuk, dan pilek sejak 2 hari sebelum datang ke RS
3.Keluhan Utama
Napas bayi tampak cepat
4.Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu pasien mengatakan bahwa bayi dalam keadaan sehat dan normal saat lahir
5.Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien mengatakan pada tanggal 04 Juli 2009 bayinya batuk,dan pilek serta napasnya cepat. Sebelumnya ibu pasien minum jamu (bayi minum ASI). Ibu pasien membawanya ke bidan pada tanggal 06 Juli 2009 setelah magrib. Karena keadaan bayi semakin parah, bayi dirujuk ke RSUD Prof. DR. Soekandar pada ba’da isya pukul 19.10 dan masuk UGD. Keesokan harinya bayi dipindahkan ke ruang Kutai.
6.Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis; penyakit menahun seperti jantung, paru-paru; penyakit menurun seperti asma, darah tinggi.
7.Riwayat Prenatal, Natal, Dan Postnatal
Riwayat Prenatal
Ibu mengatakan selama hamil ibu periksa hamil sebanyak 3x di bidan Karmin, Seduri.
TM I : 1x, keluhan mual dan muntah. Ibu mendapat vitamin dan kalk
TM II : 1x, tidak keluhan. Ibu mendapat tablet penambah darah
TM II : 1x, keluhan punggung tersa sakit. Ibu mendapat konseling tentang persalinan
Riwayat Natal
Usia kehamilan : 9 bulan
Penolong persalinan : Bidan Karmin
Tempat Persalinan : BPS bidan Karmin, Seduri
Cara Persalinan : Spontan belakang kepala
Riwayat Postnatal
Tanggal lahir : 18 Juni 2009
Berat badan : 2900 gram
Panjang badan : 52 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
A-S : ?
Keadaan bayi saat lahir : Langsung menangis
8.Riwayat Psikososial
Ibu pasien mengatakn kelahiran pasien sangat diharapkan dan disambut gembira oleh seluruh anggota keluarga.
9.Riwayat Sosial Budaya
Ibu pasien mengatakan hubungan keluarganya dan tetangga terjalin dengan baik. Ibu pasien menganut adat Jawa dan sehari-hari berbicara dengan bahasa Jawa. Keluarga pasien menganut agama islam dan merupakan penganut islam yang taat.
3.1.2 Data Subyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
K/U : Buruk
BB : 2900 gram
PB : 52 cm
TTV : S: 36,6oC DJ: 120x/menit RR: 57x/menit
LIKA : 38 cm
LIDA : 39 cm
LILA : 11 cm
2.Pemeriksaan fisik
a.Inspeksi
Kepala : Penyebaran rambut merata, kulit kepala bersih, rambut lurus, tidak ada caput succedenum, tidak ada cepal hematom, tidak hydrocephalus, tidak tampak moulage, UUB sudah menutup, tidak anencephaly, tidak mikrocephal, tidak makrocephal, ubun-ubun cembung.
Ukuran muka belakang
Diameter SOB : 11 cm
Diameter FO : 12 cm
Diameter MO : 13,5 cm
Diameter SMO : 9,5 cm
Ukuran melintang
Diameter biparietal : 9 cm
Diameter nitemporal: 8 cm
Ukuran lingkaran
Cr. SOB : 32 cm
Cr. FO : 34 cm
Cr. MO : 35 cm
Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, palpebra tidak oedema, tidak nigtasmus, tidak strabismus, tidak terdapat glaucoma kongeniital, tidak terdapat katarak congenital, tidak terdapat konjungtivitis, tidak terdapat pendarahan subkonjungtiva, epichantus tidak melebar
Mulut : Simetris, bibir pucat, mukosa bibir kering, tidak stomatitis, tidak ada oral trush, tidak ada labio scizis, tidak ada labio palato scizis, tidak mikroglosus, tidak makroglosus, tidak ada ranula, tidak makrognatia
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, daun telinga keras, telingan sejajar dengan mata, tidak ada kulit tambahan
Hidung : Simetris, pernapasan cuping hidung, tidak ada secret, tidak bernapas melalui melalui mulut
Leher : Simetris, pergerakan leher lemah, tidak ada tauma leher, tidak webbed neck, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada penbendungan vena jugullaris, tidak ada caputobstipum, tidak ada lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
Dada : Simetris, pegieon chest, retraksi intercotalis, putting susu sudah terbentuk, payudara tidak membesar
Abdomen : Simetris, bentuk perut silindris, tidak terdapat pendarahan tali pusat, tidak onfalokel, tidak ada hernia diafragma
Punggung : Tidak scoliosis, tidak ada spina bifida, tidak ada meningokel
Genetalia : Bersih, terdapat testis dalam skrotum, tidak ada hidrogel, tidak hipospadia, tidak epispadia, tidak ada hernia skrotalis
Anus : Bersih, anus berlubang, tidak ada athresia rekti
Ekstemitas atas : Simetris, gerak aktif, tidak sindaktil, tidak polidaktil
dan bawah
Integumen : Pucat, penyebaran lanugo merata, tidak ada verniks caseosa, turgor kulit merata, tidak ada bercak mongol
b.Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada lekukan pada kulit kepala karena trauma, ubun-ubun cembung
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembendungan vena jularis
Dada : Tidak ada fraktur klavikula
Abdomen : Hepatomegali, tidak splenomegali, teraba hati, teraba limfe, tidak ada pembesaran ginjal
Punggung : Tidakada spina bifida, tidak scoliosis, tidak meningokel
c.Perkusi
Dada : Thoraks/paru : Terdengar suara sonor
Jantung : Tidak ada pembesaran jantung, terdengar suara pekak
Abdomen : Terdengar suara timpani pada daerah epigastrium
d.Auskultasi
Dada : Terdengar ronchi, tidak terdengar suara jantung tambahan
Abdomen : Bising usus: 20x/menit
3.Pemeriksaan penunjang
Tanggal: 09-07-2009
Elektrolit
Hasil Nilai normal
Na 127 meq/L 136-144
K 4,4 meq/L 3,8-5,5
Cl 93 mmol/L 97-113
Ca 13,2 mg/L 8,1-10,4
Hematologi
Hb 15,4 g/dl 11,4-15
Leuchochyt 17.600/mm3 4800-10.700
Trombochyt 4,73 juta/mm3 4,5-6,5 juta
Trom 428.000/mm3 50.000-350.000
Hitung jenis
BASO 60,7% 0-1
LYMPO 32,1% 25-30
MONO 7,2% 3-7
Hematocrit (PCV) 44,9% 40-50
4.Terapi dokter
Inf. D5 300 cc + PZ 300 cc/24 jam
O2 head box 10 lpm
Sonde terbuka
Inj. Cefo 2x300 mg
Inj. Genta 2x7,5 mg
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Bayi dipuasakan. Asupan nutrisi berasal dari infuse D5% 300 cc + PZ 300 cc/24 jam. Bayi juga dipasang sonde terbuka
b.Pola eliminasi
BAB : 3x/hari, konsistensi lunak, warna kuning kehijauan, bau khas, jumlah sedikit
BAK : 3x/hari, warna kuning, jernih, bau khas, jumlah banyak
c.Pola istirahar dan tidur
Bayi tidur sepanjang hari. Kadang terbangun karena menangis. Bayi tidur dengan gekisah
d.Pola kebersihan
Bayi diseka setiap pagi dan sore. Popok diganti segera setelah lahir
e.Pola aktifitas
Bayi hanya tidur. Kadang-kadang menangis dengan lemah. Kadang kejang selama 5 menit, datang setiap 15 menit sekali
5.Reflek-reflek
- Reflek rooting : cukup
- Reflek menghisap : lemah
- Reflek moro : cukup
- Reflek menggenggam : cukup
- Reflek neck righting : tidak ada
- Reflek tonic neck : tidak ada
- Reflek galant : tidak ada
- Reflek melangkah : tidak ada
- Reflek babinski : cukup

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
DX : By. “N” usia 21 hari dengan sepsis neonatorum
DS : -
DO : k/u jelek
- gerak lemah - sesak - retraksi intercostae
- kejang - tangis lemah - ronchi
- pucat
- TTV: S: 36,6oC DJ: 120x/menit RR: 57x/menit
Masalah: 1. Gangguan pernapasan
2. Kekurangan cairan

3.3Antisipasi Masalah Potensial
Masalah potensial : - apneu
- dehidrasi
- kerusakan otak

3.4Antisipasi Kebutuhan Segera
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium

3.5Intervensi
Tujuan jangka pendek : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 jam diharapkan tidak terjadi komplikasi pada bayi
Tujuan jangka panjang : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 24 jam diharapkan sepsis dapat berkurang
Kriteria hasil: - napas tidak sesak - tidak ronchi - warna kulit normal
- gerak aktif - tidak ada retraksi - tidak kejang
- tangis kuat inyercostae
Intervensi
1.Lakukan pendekatan pada keluarga dan pasien
R/ Membina hubungan saling percaya antara tenakes, ibu, dan keluarga
2.Berikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayi
R/ Ibu dan keluarga dapat mengerti dan lebih kooperatif
3.Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
4.Tempatkan bayi di tempat isolasi
R/ Mencegah penularan pada bayi lain
5.Batasi penggunaan alat/prosedur infasif
R/ Mengurangi resiko infeksi semakin parah
6.Pertahankan jalan napas, tempatkan posisi kepala lebih tinggi
R/ Membantu pernapasan bayi
7.Observasi tanda vital tiap jam
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
8.Bila bayi hipotermi tempatkan dalam incubator
R/ Menjaga kehangatan suhu tubuh bayi
9.Berikan cairan sesuai kebutuhan per IV
R/ Pemenuhan kebutuhan cairan bayi
10.Pantau bangkitan kejang
R/ Mempercepat tindakan
11.Ganti popok segera setelah BAB/BAK
R/ Mencegah hipotermi dan menjaga kebersihan bayi
12.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium
R/ Pemberian theraphy→ mengurangi sepsis
Pemberian O2→ memperlancar pernapasan

3.6Implementasi
Tanggal: 07 Juli 2009 Jam: 19.45 WIB
1.Melakukan pendekatan pada keluarga pasien dengan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun
2.Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayi bahwa bayi menderita sepsis neonatorum
Jam: 20.00 WIB
3.Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4.Menempatkan bayi di tempat isolasi
5.Membatasi penggunaan alat/prosedur infasif
6.Mempertahankan jalan napas, menempatkan posisi kepala lebih tinggi
7.Melakukan observasi TTV tiap jam
TTV: DJ: 120x/menit RR: 57x/menit S: 36,6oC
Jam 20.30
8.Bila bayi hipotermia, menempatkan bayi dalam incubator
9.Memberikan cairan sesuai kebutuhan per IV
10.Memantau bangkitan kejang
11.Menganti popok segera setelah BAB/BAK
12.Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium
Inf. D5 300 cc + pZ 300 CC/24 jam drip penitan 15 mg
Sonde terbuka
O2 head box 20 lom

3.7Evaluasi dan Catatan Perkembangan
Tanggal: 09 Juli 2009 Jam: 20.45 WIB
Dx : By. “N” usia 21 hari dengan sepsis neonatorum
S : -
O : K/u jelek
TTV: S: 37,5oC DJ: 140x/menit RR: 70x/menit
- sesak - tangis lemah - pucat
- kejang - gerak lemah - retraksi intercostae
- ronchi
A : By. “N” usia 21 hari dengan sepsis neonatorum
P : Intervensi dilanjutkan no. 3, 5, 7, 9, 10, 11, dan 12
Catatan Perkembangan
Tanggal 10 Juli 2009
No
Jam
Implementasi
1
2
3
4
07.00
07.05
07.10
07.30
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Membatasi penggunaan alat/prosedur infasif
Melakukan observasi TTV tiap jam
Memberikan cairan sesuai kebutuhan per IV
Inf. D5 300 cc + PZ 300 cc/24 jam
No
Jam
Implementasi
5
6
7
07.40
07.45
07.50
Memantau bangkitan kejang
Menganti popok segera setelah BAB/BAK
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium
O2 head box 10 lpm
Inj. Cefo 2 x 300 mg
Inj. Gentamisin 2 x 7,5 mg
Inj. Dexa 3 x 3 mg
Inj. Piridoxin 1 x ½ ampul (IM)
Phenitoin 2 x 7,5 per oral
Vit. B6 1 tablet per oral
Diet 6 x 2,5 cc ASI/PASI

Jam: 08.00WIB
S : -
O : K/u jelek
TTV: S: 36,9oC DJ: 120x/menit RR: 52x/menit
- sesak - tangis lemah - pucat
- gerak lemah - retraksi intercostae
- ronchi
A : By. “N” usia 22 hari dengan sepsis neonatorum
P : Intervensi dilanjutkan no. 3, 5, 7, 9, 11, dan 12

Tanggal 11 Juli 2009
No
Jam
Implementasi
1
2
3
4

5
6



12.00
12.05
12.10
12.30

12.45
12.50

Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Membatasi penggunaan alat/prosedur infasif
Melakukan observasi TTV tiap jam
Memberikan cairan sesuai kebutuhan per IV
Inf. D5 300 cc + PZ 300 cc/24 jam
Menganti popok segera setelah BAB/BAK
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium
O2 head box 10 lpm
Inj. Cefo 2 x 300 mg

Jam: 13.00 WIB
S : -
O : K/u jelek
TTV: S: 36,5oC DJ: 140x/menit RR: 66x/menit
- sesak - tangis lemah
- gerak lemah - retraksi intercostae
- ronchi
A : By. “N” usia 23 hari dengan sepsis neonatorum
P : Intervensi dilanjutkan no. 3, 5, 7, 9, 11, dan 12

Tanggal 12 Juli 2009
No
Jam
Implementasi
1
2
3

4

5
6
08.00
08.50
08.10

08.30

08.45
08.50
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Membatasi penggunaan alat/prosedur infasif
Melakukan observasi TTV tiap jam
S: 37,2oC DJ: 120x/menit RR: 72x/menit
Memberikan cairan sesuai kebutuhan per IV
Inf. D5 300 cc + PZ 300 cc/24 jam
Menganti popok segera setelah BAB/BAK
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium
O2 head box 10 lpm
Inj. Cefo 2 x 300 mg
Inj. Genta 2 x 7,5 mg
Sonde terbuka
Jam: 09.00 WIB
S : -
O : K/u jelek
TTV: S: 37,2oC DJ: 120x/menit RR: 72x/menit
- sesak - tangis lemah
- gerak lemah - retraksi intercostae
- ronchi
A : By. “N” usia 24 hari dengan sepsis neonatorum
P : Intervensi dilanjutkan no. 3, 5, 7, 9, 11, dan 12

Tanggal 13 Juli 2009
No
Jam
Implementasi
1
2
3

4

5
6
14.00
14.05
14.10

14.30

14.45
14.50
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Membatasi penggunaan alat/prosedur infasif
Melakukan observasi TTV tiap jam
S: 36,5oC DJ: 140x/menit RR: 32x/menit
Memberikan cairan sesuai kebutuhan per IV
Inf. D5 300 cc + PZ 300 cc/24 jam
Menganti popok segera setelah BAB/BAK
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium
O2 head box 10 lpm
Inj. Cefo 2 x 300 mg
Inj. Genta 2 x 7,5 mg
- Sonde terbuka

Jam: 15.00
S : -
O : K/u jelek
TTV: S: 36,5oC DJ: 140x/menit RR: 32x/menit
- sesak - tangis lemah
- gerak lemah - retraksi intercostae
- ronchi
A : By. “N” usia 25 hari dengan sepsis neonatorum
P : Intervensi dilanjutkan no. 3, 5, 7, 9, 11, dan 12

Tanggal 14 Juli 2009
No
Jam
Implementasi
1
2
3

4

5
6
08.00
08.05
08.10

08.30

08.45
08.50
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Membatasi penggunaan alat/prosedur infasif
Melakukan observasi TTV tiap jam
S: 37,3oC DJ: 140x/menit RR: 45x/menit
Memberikan cairan sesuai kebutuhan per IV
Inf. D5 300 cc + PZ 300 cc/24 jam
Menganti popok segera setelah BAB/BAK
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy O2 dan pemeriksaan laboratorium
O2 head box 10 lpm
Inj. Cefo 2 x 300 mg
Inj. Genta 2 x 7,5 mg
Inj. Dexa 2 x 3mg
- Sonde terbuka

Jam: 09.00 WIB
S : -
O : K/u jelek
TTV: S: 37,3oC DJ: 140x/menit RR: 45x/menit
- sesak - tangis lemah
- gerak lemah
A : By. “N” usia 26 hari dengan sepsis neonatorum
P : Intervensi dilanjutkan no. 3, 5, 7, 9, 11, dan 12

Tanggal: 15 Juli 2009
No
Jam
Implementasi
1
2
3

4
5
08.00
08.05
08.10

08.30
08.45
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Membatasi penggunaan alat/prosedur infasif
Melakukan observasi TTV tiap jam
S: 36,7oC DJ: 130x/menit RR: 43x/menit
Menganti popok segera setelah BAB/BAK
Melakukan kolaborasi dengan tim medis
PASI 12 x 5 cc

Jam 09.00 WIB
S : -
O : K/u jelek
TTV: S: 36,7oC DJ: 130x/menit RR: 43x/menit
- napas tidak sesak - tangis kuat - warna kulit normal
- gerak aktif - tidak ada retraksi intercostae
- tidak ronchi - tidak kejang
A : By. “N” usia 27 hari dengan sepsis neonatorum
P : Intervensi dihentikan
- Pasien diperbolehkan pulang
- Berikan HE pada keluarga
Anjurkan ibu untuk sering membawa bayinya control ke RS
Anjurkan ibu untuk memberikan bayinya ASI/PASI setiap 3 jam sekali
Anjurkan ibu untuk tidak minum jamu
Anjurkan ibu agar menjemur bayinya tiap pagi
Anjurkan ibu agar rajin membawa bayinya imunisasi





DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marilynn.1984. Nursing Care Plan Edisi II. EGC: Jakarta
Nelson. 1992. Ilmu Kesehatan Anak Edisi III. EGC: Jakarta
UPF Kesehatan Anak. 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi. RSUD Dr. Soetomo: Jakarta
Surasmi, Asrining dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC: Jakarta
Munaf, Khaidir. 2008. Askep Bayi Sepsis. Khaidirmunaj.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar