Senin, 24 Januari 2011

Hemat pangkal kaya

Assalamualaikum
Selama ini saya pikir kalau saya adalah orang yang hemat. Sejak kecil saya selalu menyisakan uang jajan saya agar bisa saya masukkan ke dalam celengan. Saya sangat rajin sekali mengumpulkan koin demi koin dari uang jajan saya yang nggak seberapa. Sehingga cukup saya gunakan untuk memesan meja rias di tukang kayu sebelah rumah dengan tambahan biaya dari ibu saya. Waktu kecil saya ingin sekali punya meja rias yang menurut saya sangat cantik dan anggun.
Ketika saya SMP, saya tidak lagi menggunakan celengan. Saya menyimpan sisa uang jajan saya di dompet. Karena teman sebangku saya bilang kalau dia menyimpan uang di kantor pos, saya juga ikut2an. Tapi menjelang lulus SMP, saya punya hobi baru yaitu mengkoleksi komik. Yang namanya mengkoleksi pasti butuh biaya. Saya tetap rajin menyisakan uang jajan. Tapi begitu uang terkumpul, uang itu akan segera habis di toko buku. Kebiasaan itu terus berlanjut sampai saya lulus SMA. Di bangku kuliah saya nggak lagi bergaul dengan pecinta buku dan komik. Teman2 di sekeliling saya lebih banyak menghabiskan uang untuk belanja kosmetik dan baju. Sedikit banyak saya mengikuti kebiasaan mereka agar nggak dicap nggak gaul. Walau nggak begitu berhasil, selain nggak ada dana saya juga nggak bakat dandan dan belanja.
Saya masih rajin mengumpulkan uang jajan. Tapi situasinya beda. Saya harus berusaha keras mengumpulkan uang jajan karena jatah saya sangat rendah kalau dibanding anak2 lain. Hidup di kosan dengan uang makan 50rb seminggu sangat tidak mudah. Belum untuk pulsa dan iuran2. Mengumpulkan uang semasa kuliah lebih susah. Saya iri melihat teman yang sudah kerja atau teman yang punya kerja sambilan jualan pulsa. Ingin ikutan takut dikira nyaingi. Karena yg bersangkutan lumayan saya kenal dekat.
Sampai pada titik ini saya menyadari sesuatu. Saya memang orang yang hemat dan hampir bisa dibilang pelit, tapi di lain pihak saya juga boros karena begitu uang terkumpul tanpa pikir panjang langsung membelanjakannya. Kalau dipikir2, sebenarnya saya boros, tapi karena nggak ada dana nyamar dulu jadi orang yang hemat. Begitu dah dapat dana langsung dibuang2. Kalau orang yang benar2 hemat, uang dikumpulkan pasti akan digunakan untuk hal yang benar2 penting. Ini jadi pelajaran buat saya yang datang sangat terlambat. Penyesalan emang datang belakangan. Kalau datang dari awal namanya kesadaran. Bener nggak?
Wassalamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar