Kamis, 09 Desember 2010

Askeb

assalamualaikum
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS

A. DEFINISI
• Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak. Konsistensi feces ebcer, dapat berwarna hijau tau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
• Diare adalah defekasi (BAB) lebih dari 3 kali sehari dengna atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja
(www.mer-c.org)
• Diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram perhari
(id.wikipedia.org)
• Diare adalah peningkatan dalam frekuensi gerakan-gerakan usus atau pengurangan dalam bentuk tinja (kelonggaran yang lebih besar dari tinja)
(www.totalkesehatananda.com)
• Diare adalah penngkatan volume atau cairan pada kotoran dan orangnya makin sering buang air besar.
(www.mail-archive.com)
B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makana yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi:
- Infeksi bakteri : Vibrio, E. salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, Aeromonas, dan sebagainya
- Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain
- Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Tricuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Tricomonas homonis); jamur (candiada albicans)
b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa)
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. factor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)
C. PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
1. Gangguan osmotik. Akibatnya terdapat makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
2. Gangguan sekresi. Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air, dan elektrolit ke dalam rongga usus selanjutnya timbul diare.
3. Gangguan motilitas usus. Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya timbul diare
D. PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare akan terjadi:
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseombangan asam basa (asidosis metabolic, hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
E. GAMBARAN KLINIS
1. Mula-mula pasien cengeng
2. Gelisah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Napsu makan berkurang atau tidak ada
5. Tinja air, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah
6. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengna empedu
7. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh selama diare
8. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut tampak kering.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Pada dehidrasi berat, volume drah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik dengna gejla denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lemah, kesadaran menurun (apatis, somnolen, kadang sampai soporokomateus)
F. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi berikut:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
Ciri-ciri dehidrasi:
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan
Tanda:
- Turgor kulit kembali cepat
- Mulut dan lidah basah
- Produksi urin normal
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan
Tanda:
- k/u gelisah atau rewel
- Mata cekung
- Mulut dan lidah kering
- Haus, ingin minum banyak
- Turgor kulit kembali lambat
- Oliguria
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan > 10% berat badan
Tanda:
- Lesu, lunglai, kesadaran menurun
- Mata sangat cekung dan kering
- Turgor kulit kembali sangat lambat
- Anuria
2. Hipokalemia (dengna gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan elektrokardiogram)
3. Hipiglikemia
4. Kejang
5. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Dasar pengobatan diare adalah:
1. Pemberian cairan: jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya
2. Diatetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan

1. Pemberian cairan pada pasien diare dengna memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum:
a. Cara per oral: pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang. Cairan diberikan per oral, cairan berisikan NaCl dan NaHCO3, KCL, dan glukosa. Formula lengkap sering disebut oralit
b. Cairan parenteral
Tabel kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun
Derajat dehidrasi *PWL **NWL ***CWL Jumlah
Ringan
Sedang
Berat 50
75
125 100
100
200 25
25
25 175
200
350

Tabel kehilangna cairan menurut derajat dehidrasi pada anak usia 2-5 tahun
Derajat dehidrasi *PWL **NWL ***CWL Jumlah
Ringan
Sedang
Berat 30
50
80 80
80
80 25
25
25 135
155
185

Keterangan:
*PWL : Previous Water Losses (ml/kg BB)
Cairan yang hilang karena muntah
**NWL : Normal Water Losses (ml/kg BB)
Penguapan kulit, pernapasan
***CWL : Concemetant Water Losses (ml/kg BB)
Karena diare dan muntah-muntah
Cara pemberian cairan:
a. Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum (adlibitum) atau 1 gelas tiap defekasi
b. Dehidrasi ringan
- 1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB per oral (untragastrik)
- Selanjutnya : 125ml/kg BB/hari ad libitum
c. Dehidrasi sedang
- 1 jam pertama : 50-100 ml/kg BB per oral (sonde)
- Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari ad libitum
d. Dehidrasi berat
• Untuk anak 1 bulan-2 tahun berat badan 3-10 kg
- 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/jam = 10 tetes/kg BB/menit (set infuse berukuran 1 ml 15 tetes) atau 13 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)
- 7 jam berikutnya : 12 ml/kg BB/jam = 3 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)
- 16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit per oral atau antragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan DG aa intervena 2 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)
• Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengna berat badan 10-15 kg
- 1 jam pertama : 30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 15 tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)
- 7 jam berikutnya : 10ml/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml – 15 tetes) atau 4 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)
- 16 jam berikutnya : 125ml/kg BB per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan DG aa intravena 2 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)
• Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengna berat badan 15-25 kg
- 1 jam pertama : 20ml/kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 15 tetes) atau 7 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)
- 7 jam berikutnya : 10 ml/kg BB/jam atau 2,5 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)
- 16 jam berikutnya : 105 ml/kg BB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan DG aa intravena 2 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes)
• Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengna BB 2-3 kg
- Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg BB/24 jam
- Jenis cairan : cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 11/20 %)
- Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kg BB/jam atau 6 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 8 tetes/kg BB/menit (1ml = 12 tetes)
20 jam berikutnya: 150 ml/kg BB/jam atau 2 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 11/20 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)
• Untuk BBLR dengna berat badan < 2 kg
- Kebutuhan cairan : 250 ml/kg BB/24 jam
- Jenis cairan : cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 11/20 %)
- Kecepatan cairan : sama dengan pada bayi baru lahir
• Cairan untuk pasien MEP sedang dan berat dengna diare dehidrasi berat
Misalnya untuk anak umur 1 bulan – 2 bulan dengna BB 3-10 kg
- Jenis cairan : DG aa dan jumlah cairan 250 ml/kg BB/24 jam
- Kecepatan : 4 jam pertama : 60ml/kg BB/jam atau 4 tetes/kg BB/menit (1ml = 15 tetes) atau 5 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)
20 jam berikutnya : 190 ml/kg BB/24 jam atau 10 ml/kg BB/menit (1ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (1ml = 20 tetes)
2. Pengobatan Dietetik
a. untuk anak di bawah 1 tahun atau anak di atas 1 tahun dengan berta badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
• Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron, dan sejenisnya)
• Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
Bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa
• Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh. Cara memberikannya
Hari 1 : setelah rehidrasi segera berikan makanan per oral. Bila diberi ASI atau susu formula tetapi diare masih sering, supaya diberi oralit selang-seling dengan ASI, misalnya 2 kali LSI/susu khusus, I kali oralit
Hari 2-4: ASI/susu formula rendah laktosa penuh
Hari 5 : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makan biasa, disesuaikan dengan umur bayi dan berat badannya.
3. Obat-obatan
Prinsip pengolahan diare ialah menggantikan caira yang hilang melalui tinja dengan atau muntah, dengan cairangn yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dan sebagainya)
• Obat anti sekresi : Asetosal. Dosis 25 mg/tahun dengna dosis minimum 30 mg klorprtomazim. Dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari
• Obat spasmolitik dan lain-lain
• Antibiotic : umumnya anti biotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku diagnosa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Mansoer, Arief. 1998. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius
Staf FKUI. 2001. Ilmu Kesehatan Anak I. Jakarta: Infomedika

























ASUHAN KEBIDANAN
PADA AN. “A” USIA 21 BULAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS GEA
DI RSU ANWAR MEDIKA BALONG BENDO
SIDOARJO

MRS : 18 April 2010 Jam: 08.30 WIb
Tanggal Pengkajian : 19 April 2010 Jam: 14.00 WIB
No. Register : 154693
I. Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Biodata
Biodata anak
Nama : An. “A”
Umur : 21 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : 1 (satu)
Alamat : Kedung Wonokerto
Biodata orang tua
Nama ibu: : Ny.”W” Nama ayah : Tn.”J”
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kedung Alamat : Kedung Wonokerto Wonokerto
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya BAB cair 4x bercamour lendir
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya pada tanggal 18 April 2010 BAB cair 4x bercamour lendir disertai muntah 3x dan panas. Ibu langsung membawa anaknya ke RS Anwar Medika pada tanggal 18 April kemudian dirawat inap di ruang anak pukul 06.30 WIB
c. Riwayat penyakit dahulu
- penyakit waktu kecil
ibu px mengatakan anaknya belum pernah sakit diare parah hingga masuk RS
- Riwayat masuk RS
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah di RS
- Riwayat operasi
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah operasi
- Riwayat alergi
Ibu px mengatakan anaknya tidak punya riwayat alergi baik dari makanan, minuman, dan obat-obatan
e. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu px mengatakan dalam keluarganay tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti hipertensi dan DM, penyakit menahun seperti jantung dan asma, serta penyakit menular seperti hepatitis B
f. Riwayat social
Pasien diasuh oleh ibunya sendiri beserta ayah dan neneknya
g. Riwayat antenatal
- ANC
TM I : 2x, keluhan mual muntah
TM II : 3x, tidak ada keluhan
TM II : 4X, tidak ada keluhan
- Ibu px mengatakan selama hamil mendapat imunisasi TT 2x
- Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit serius
- Penambahan berat badan 14 kg
h. Riwayat natal
UK : 9 bulan
Penolong : Bidan
Tempat : BPS
Jenis persalinan: Sontan B
Ketuban : jernih
Penyulit : Tidak ada
i. Riwayat Neonatal
Kondisi bayi : bayi lahir langsung menangis
Warna kulit : kemerahan
Aktifitas bayi: gerak aktif
BB/PB : 3500 kg/ 52 cm
Masalah yang terjadi setelah bayi lahir: tidak ada
j. Riwayat post natal
Ibu mengatakan anaknya segera diberi ASI pada saat setelah lahir dan tidak pernah menderita penyakit yang memerlukan perawatan di RS
Lama di BPS: 1 hari
k. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap
No Usia Imunisasi
1
2
3
4
5
6 1 minggu
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan Hepatitis B
BCG
DPT I, polio I
DPT II, polio II
DPT III, polio III
Campak, polio IV

l. Riwayat tumbuh kembang
Motorik kasar: bisa berjalan
Bahasa: px berbicara beberapa kata seperti mimic, maem
Motorik halus: px bisa menggemggam mainan serta memegang sendok untuk belajar makan sendiri
Personal social: px bisa merespon orang lain, px dapat bermain dengan anggota keluarga atau teman seusia
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum sakit:makan ± 2x/hari, porsi sedang mangkok kecil (± 10 sendok), nafsu makan baik, menu nasi, lauk, sayur, minum susu ± 5 botol
Saat sakit : nafsu makan berkurang, frekuensi 3x/hari, porsi yang dihabiskan ± 3 sendok. Diet RS BKTKTP (bubur, lauk, sayur) minum susu PASI LLM 1 takar 60 cc dan air putih (± 1000 cc/hari)
b. Pola istirahat
Sebelum sakit : Ibu px mengatakan anaknya tidur siang pukul 11.00-13.00 WIB tidur malam pukul 20.00-05.00 WIB kualitas tidur nyenyak
Saat sakit : Ibu px mengatakan anaknya tidur siang pukul 10.30-13.00 WIB tidur malam pukul 20.30-05.00 WIB kualitas tidur tidak nyenyak
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : BAB 2x/hari, warna kekuningan, konsistensi lembek, bau khas
BAK 3-4x perhari, warna kuning jernih, bau khas
Saat sakit : BAB 4x/hari, konsistensi cair, lendir dan sedikit ampas
BAK 3-4x/hari warna kuning pekat, bau khas
d. Pola aktifitas
Sebelum sakit : dihabiskan dengan bermain dan tidur
Saat sakit : Px tidur, bermain, dan kadang digendong
e. Pola hygiene
Sebelum sakit : mandi 2x/hari, keramas 3x/minggu, ganti baju 2x/hari
Selama sakit : hanya diseka dengan air hangat 2x/hari, ganti baju 2x/hari
B. Data Subyektif
1. Pemeriksaan umum
k/u baik
kesadaran: composmentis
TD: 90/60 mmHg S: 37,5oC N: 120x/menit RR: 35x/hari
BB sebelum sakit: 19 kg
BB setelah sakit: 19 kg
2. Pemeriksan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut hitam
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, mata cowong
Hidung : tidak ada secret, tidak ada pernapaan cuping hidung
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Dada : simetris, tidaka da tarikan intercostae, pernapasan irregular
Abdomen : perut globiler
Genetalia : bersih, tidak ada odem
Anus : bersih, tidak ada hemorrhoid, iritasi
Ekstremitas atas : simetris, tidaka da polidaktil dan sindaktil, tidak ada fraktur
Ekstremitas bawah: simetris, tidak ada luka, tidak ada sindaktil dan polidaktil
b. Palpasi
Kepala : tidaka da benjolan abnormal, ubun-ubun datar
Dada : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit turun
Ekstremitas atas dan bawah: tidak ada odem
c. Perkusi
Abdomen : hipertimpani
Dada : jantung: pekak paru=paru: sonor
d. Auskultasi
Dada : jantung: S1 S2 tunggal, tidak ada suara tambahan wheezing dan ronchi, suara napas vesikuler
Abdomen : bising usus: 40x/menit
4. Data Penunjang
Tanggal 18 April 2010
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT 13,0 H 103/mm3
4,91 106/mm3
8,6 L g/dl
28,5 L %
450 H 103/mm3 4,0 – 11,0
3,00 – 6,50
11,3 – 18,0
33,0 – 45,0
150 - 400

5. Terapi
- Infus HSD 1500 cc/24 jam
- Injeksi Cefotaxim 3 x ⅓ mg
- Lacto B 2 x 1
- Proris 3 x cth ½
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : An. “A” usia 21 bulan dengan diagnosa medis GEA
DS : Ibu mengatakan anaknya diare 4x disertai lendir dan ampas, muntah-muntah 3x
DO : k/u lemah
Kesadaran : composmentis
Mukosa bibir kering
TTV: TD: 90/50 mmHg N: 120x/menit S:37,5oC
RR:35x/menit
Makan/minum: frekuensi 3x/hari, porsi yang dihabiskan ± 3 sendok. Diet RS BKTKTP (bubur, lauk, sayur) minum susu PASI LLM 1 takar 60 cc dan air putih (± 1000 cc/hari)
Nafsu makan menurun
Mata cowong, turgor kulit menurun
BAB 4x/hari, konsistensi cair, lendir dan sedikit ampas
BAK 3-4x/hari warna kuning pekat, bau khas
BB: 19 kg
Hb: 8,6 L g/dl
Leokosit : 13,0 103/mm3
Masalah : - Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Gangguan eliminasi alvi
Kebutuhan : - Memberikan nutrisi dan cairan yang adekuat
- Anjurkan menjaga pH pasien

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
- Dehidrasi berat/sedang
- Syok hipovolemik

IV. Identifikasi Kebutuhan dan Tindakan Segera
- Asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
- Kolanorasi dengan tim medis lain

V. Intervensi
Tanggal : 19 April 2010
Tujuan jangka pendek : Setelah dilakukan asuhan dalam waktu 1x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektolit terpenuhi
Tujuan jangka panjang : Setelah dilakukan asuhan dalam waktu 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, eliminasi alvi dalam batas normal
Criteria hasil : - kondisi umum pasien membaik
- BAB normal > 3x/hsri (konsistensi lunak, lendir (-), darah (-), warna kuning)
- TTV dalam batas normal (T = >80/60 - < 120/90 mmHg, S = 36,5 – 37,5oC, N = 80-120x/menit, RR= 40-60x/menit)
- Px tidak mual dan muntah
- Makan dan minum pasien normal
- Nafsu makan meningkat
- Turgor kulit baik, BB meningkat
- Membrane mukosa lembab, CRT 2 detik
- Mata tidak cowong
- Ubun-ubun tidak cekung
Rencana tindakan
1. Lakukan pendekatan terapeutik
R/ menjaga hubungan saling percaya antara tim medis dengan pasien dan keluarga
2. Beri penjelasan pada keluarga tentang kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan
R/ keluarga mengetahui kondisi pasien
3. Lakukan observasi TTV
R/ mengetahui keadaan umum/kondisi pasien
4. Monitor intake dan output nutrisi dan cairan pasien
R/ mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan pasien
5. Monitor frekuensi dan konsistensi BAB
R/ mengetahui perkembangan eliminasi alvi pasien
6. Anjurkan pada ibu agar memberi makan yang rendah serat dan gula, minum rendah laktosa
R/ mencegah terjadi malabsorbsi
7. Anjurkan minum minimal ± 1000 cc/hari
R/ memenuhi kebutuhan cairan pasien
8. Anjurkan makan sedikit tapi sering
R/ mengganti nutrisi dalam tubuh yanh hilang dan mencegah distensi
9. Anjurkan penyajian makan yang bervariasi
R/ menambah napsu makan
10. Anjurkan pada keluarga untuk menjaga PH pasien
R/ mencegah infeksi nosokomial
11. Timbang BB ssesuai indilasi
R/ mengetahui perkembangan nutrisi pasien
12. Lakukan kolaborasi dengan tim medis
R/ pemberian terapi dalam proses penyembuhan pasien

VI. Implementasi
Tanggal : 19 April 2010 Jam : 14.30 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga px dengan cara senyum, sapa, salam, dengan sopan
2. Memberi penjelasan kepada keluarga tentang kondisi pasien bahwa pasien perlu dilakukan perwata oleh tkesehatan dan tindakan yang dilakukan missal injeksi, TTV
3. Melakukan observasi TTV
TD: 90/50 mmHg N: 120x/menit S:37,5oC RR:35x/menit
4. Memonitor intake dan output nutrisi dan cairan px
Intake : infuse HSD 150 cc/24 jam
nafsu makan berkurang, frekuensi 3x/hari, porsi yang dihabiskan ± 3 sendok. Diet RS BKTKTP (bubur, lauk, sayur) minum susu PASI LLM 1 takar 60 cc dan air putih (± 1000 cc/hari)
Output : BAB 4x/hari, konsistensi cair, lendir dan sedikit ampas
BAK 3-4x/hari warna kuning pekat, bau khas
Muntah 3x
5. Memonitor frekuensi BAB dan konsistensi BAB
BAB 4x/hari, konsistensi cair, lendir dan sedikit ampas
6. Menganjurkan pada ibu agar makan yang rendah serat dan gula, minum rendah laktosa misalnya susu LLM
7. Menganjurkan minum minimal ± 1000 cc/hari posi yang dminum 1000cc/hari
8. Menganjurkan makan sedikit tapi sering porsi yang dihabiskan ± 3 sendok
9. Menganjurkan penyajian makanan yang bervariasi diit BKTKTP rendah serat
10. Mengajurkan pada keluarga untuk menjaga PH pasien dengan sering mengganti popok
11. Menimbang BB sesuai indikasi
BB: 19 kg
12. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
- Infus HSD 1500 cc/24 jam
- Injeksi Cefotaxim 3 x ⅓ mg
- Lacto B 2 x 1
- Proris 3 x cth ½

VII. Evaluasi
Tanggal : 20 april 2010 Jam: 13.30 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya BAB 3x
O : k/u lemah
Kesadaran : composmentis
Mukosa bibir kering
TTV: TD: 90/50 mmHg N: 120x/menit S:37,6oC
RR:32x/menit
Makan/minum: frekuensi 3x/hari, porsi yang dihabiskan ± 3 sendok. Diet RS BKTKTP (bubur, lauk, sayur) minum susu PASI LLM 1 takar 60 cc dan air putih (± 1000 cc/hari)
Nafsu makan menurun
Mata cowong, turgor kulit menurun
BAB 3x/hari, konsistensi cair, lendir dan sedikit ampas
BAK 3-4x/hari warna kuning pekat, bau khas
A : An. “A” usia 21 bulan dengan diagnosa medis GEA
P : Intervensi 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12


Catatan Perkembangan
Tanggal : 21 april 2010 Jam: 13.30 WIB
S : Ibu mengatakan mencret anaknya berkurang
O : k/u cukup
Kesadaran : composmentis
Mukosa bibir kering (-) muntah (-)
TTV: TD: 90/50 mmHg N: 120x/menit S:37,5oC
RR:35x/menit
Makan/minum: frekuensi 3x/hari, porsi yang dihabiskan ± 3 sendok. Diet RS BKTKTP (bubur, lauk, sayur) minum susu PASI LLM 1 takar 60 cc dan air putih (± 1000 cc/hari)
Nafsu makan menurun
Mata cowong, turgor kulit menurun
BAB 2x/hari, konsistensi cair, lendir dan sedikit ampas
BAK 3-4x/hari warna kuning pekat, bau khas
A : An. “A” usia 21 bulan dengan diagnosa medis GEA
P : Intervensi dilanjutkan
- lakukan observasi TTV
- Monitor intake dan output nutrisi dan cairan px
- anjurkan pada ibu agar memberi makan rendah serat dan gula, minum rendah laktosa
- anjurkan minum minimal ± 1000 cc/hari
- anjurkan penyajian makanan yang bervariasi
- lakukan kolaborasi dengan tim medis
- Infus HSD 1500 cc/24 jam
- Injeksi Cefotaxim 3 x ⅓ mg
- Lacto B 2 x 1
- Proris 3 x cth ½

Tanggal : 22 april 2010 Jam: 09.00 WIB
S : Ibu mengatakan anaknya sudah sehat
O : k/u cukup
Kesadaran : composmentis
Mukosa bibir kering (-) muntah (-)
Turgor kulit ↓ (-) mata cowong (-) ubun-ubun datar (-)
TTV: TD: 90/60 mmHg N: 120x/menit S:36,5oC
RR:30x/menit
Makan/minum: frekuensi 3x/hari, porsi yang dihabiskan ± 10 sendok. Diet RS BKTKTP (bubur, lauk, sayur) minum susu PASI LLM 1 takar 60 cc dan air putih (± 1000 cc/hari)
Nafsu makan menurun
Mata cowong, turgor kulit menurun
BAB 1x/hari, konsistensi lembek
BAK 3-4x/hari warna kuning jernih, bau khas
A : An. “A” usia 21 bulan dengan diagnosa medis GEA
P : Intervensi dihentikan
Px KRS
Berikan HE
- anjurkan ibu px agar control ke RS apabila obat sudah habis atau ada keluhan
- anjurkan pemenuhan gizi pasien
- anjurkan keliarga px memberikan obat secara teratur
- anjurkan keluarga menjaga PH pasien dan lingkungan



semoga bermanfaat.
wassalamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar